Kisah Seorang Guru Dan Dua Orang Muridnya
0 komentar Diposting oleh Rikza Maulan, Lc., M.Ag di 23.17Hikmah :
- Terkadang kita terbelenggu oleh kerutinan kerja sehari - hari, sehingga lupa " mengasah parang " yang berupa bermunajat dan meminta petunjuk kepada Allah, belajar , ikut pelatihan, training , mengadakan meeting, briefieng pagi dan lain - lain. Padahal kegiatan diatas yang menurut kita " buang waktu " tersebut justru merupakan sarana ampuh untuk meningkatkan dan mengembangkan Skill , Knowledge dan Attitude kita.
- Pelatihan , tafakur, dzikir, pengajian, training , meeting , briefieng , pengarahan atau belajar pada dasarnya adalah bertujuan untuk " memudahkan " pekerjaan kita sehari - hari. Bukankah mengasah parang selama 3 menit sangat tidak berarti saat kita harus menebang pohon selama 3 jam . . . . . . . . . . . .
- Oleh karenanya, minimal usahakanlah setiap pagi hari, membaca Al-Qur'an, berdzikir, membaca al-Ma'tsurat, dan juga berpositif thinking... Di samping diwaktu-waktu tertentu galilah potensi diri dengan mengikuti training, membaca buku motivasi, mengikuti seminar, milis yang bermanfaat, dsb... Mudah-mudahan kita semua dimudahkan Allah untuk menggapai hari esok yang lebih baik.
Label: Kisah Hikmah Dan Motivasi
Menghindarkan Diri Dari Sifat Kemunafikan
0 komentar Diposting oleh Rikza Maulan, Lc., M.Ag di 20.29Dalam hadits yang singkat ini, terdapat makna yang mendalam dan hikmah yang dapat dijadikan pelajaran. Diantara makna dan hikmahnya adalah sebagai berikut :
By. Rikza Maulan Lc., M.Ag.
Label: Tadabur Hadits
- Iri hati
- Dengki
- Ambisi
- Emosi
- Hawa nafsu (kemaksiatan)
- Kemegahan (bermewah-mewah)
- Cinta (lawan jenis)
- Kesombongan
- Ketergesaan, dsb.
- Pertama, hati yang dihiasi dengan nilai ketaqwaan, dzikir, pembersihan jiwa dan muraqabatullah (sikap hati yang selalu merasa berada dalam pengawasan Allah). Hati seperti ini, insya Allah dapat menangkal segala sifat tidak terpuji. Hati seperti ini sering juga disebut dengan hati yang bersih (Qolbun Salim).
- Kedua, hati yang berlumurah hawa nafsu, terselimuti sifat-sifat tercela. Hati seperti inilah yang kerap kali menjadi mangsa syaitan untuk mengobrak abrik sedikit saja sinar terang yang terdapat di dalamnya. Hati akan lambat laun akan menjadi kelam, seperti malam yang tidak berbulan.
- Ketiga, hati yang memiliki potensi mengikuti hawa nafsu, namun juga masih terdapat jeritan keimanan untuk berbuat kebaikan. Ia berada diantara kebaikan dan keburukan, walaupun pada akhirnya ia harus menentukan pilihan; hitam atau putih.
Wallahu A’lam bis Shawab.
By. Rikza Maulan, Lc., M.Ag.
Label: Tazkiyatun Nafs
Wallahu A’lam Bis Shawab
By. Rikza Maulan Lc., M.Ag.
Label: Tadabur Hadits
Menjadi Pemimpin Dalam Segala Aspek Kehidupan
1 komentar Diposting oleh Rikza Maulan, Lc., M.Ag di 23.48Wallahu A’lam
By. Rikza Maulan Lc., M.Ag.
Label: Tadabur Hadits
عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ رَحِمَ اللَّهُ رَجُلاً سَمْحًا إِذَا بَاعَ وَإِذَا اشْتَرَى وَإِذَا اقْتَضَى - رواه البخاري
Terdapat beberapa hikmah yang dapat dipetik dari hadits ini :
- Allah menggunakan istilah ‘tijarah’ (yang bermakna bisnis) dalam menggambarkan tentang hubungan seorang mu’min dengan Allah SWT. Hal ini terlihat dalam QS. As-Shof/ 61 : 10 – 13.
- Bisnis merupakan pekerjaan yang mulia. Dalam hadits diriwayatkan :
- Bisnis akan mndatangkan keberkahan. Artinya cara mencari rizki dengan berbisnis merupakan cara yang mendapatkan keberkahan dari Allah SWT. Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda;
- Pelaku bisnis yang jujur dan amanah akan mendapatkan surga. Dalam hadits, Rasulullah SAW bersabda :
- Pada masyarakat Mekah, (khususnya di masa Rasulullah SAW), seseorang tidak akan memilikikewibawaan jika ia bukan seorang pebisnis. Kendatipun ilmu, kekuatan fisik, atau nasab yang bagus. Namun jika pada saat bersamaan, dia juga merupakan pebisnis maka ia akan memilikikewibawaan tersendiri.
5. Diantara cara memudahkan orang lain (baca ; customer) dalam berbisnis adalah :
- Mulai menyapa terlebih dahulu (dengan salam)
- Menyambut dengan senyuman
- Memperhatikan keperluannya
- Memulai bisnis sejak pagi sekali
- Menjaga silaturahim
- Itqan (Sempurna & Profesional)
6. Pentingnya memudahkan orang yang berhutang, ketika sedang dalam kondisi kesempitan. Hal ini berdasarkan firman Allah SWT :
Wallahu A’lam Bis Shawab
By. Rikza Maulan, Lc., M.Ag
Label: Muamalat
Dalam Al-Qur'an terdapat ayat-ayat yang dikenal dengan istilah ayat-ayat muhkam dan juga terdapat ayat-ayat yang dikenal dengan sebutan ayat-ayat mutasyabihat. Ayat Muhkan adalah ayat sudah jelas makna dan maksudnya, sedangkan Ayat Mutasyabihat adalah ayat yang memilki banyak interpretasi makna, dan oleh karenanya sering menimbulkan permasalahan dalam pemahaman ayat-ayat mutasyabihat tersebut. Sebenarnya bagaimana ayat-ayat muhkam dan mutasyabihat? Tulisan berikut mudah-mudahan dapat memberikan sedikit pencerahan bagi pembaca sekalian.
1. Makna Muhkam
2. Makna Mutasyabih
3. Beberapa pendapat ulama
- Kebanyakan ulama berpendapat bahwa yang mutasyabih tidak ada yang mengetahui takwilnya melainkan Allah SWT sendiri dan mereka mengharuskan kita berwaqaf (baca; berhenti) dalam membaca Surat Ali Imran ayat 7 pada lafadh jalalah :
- Sedangkan Abu Hasan al Asy’ari berpendapat bahwa waqof (berhenti membaca) dilakukan pada: “warrasikhuuna fil ilmi “, dengan makna bahwa; mereka yang rasikh itu mengetahui takwil mutasyabih. Pendapat ini dijelaskan oleh Abu Ishak Asy Syirozi (wafat pada th 476 H) dan mendapatkan pembelaan dari beliau. Asy Syirazi berkata: tak ada satupun dari ayat-ayat Al-Qur’an yang Allah sendiri mengetahui maknanya “Para Ulama mengetahui maksudnya, karena sesungguhnya Allah menyebut firmannya ini dalam rangka menguji para ulama. Andaikata mereka tidak mngetahui makna mutasyabih, bersekutulah mereka dengan orang-orang awam.
- Ar-Raghib al-Ashfahani mengambil jalan tengah dalam menghadapi masalah ini. Beliau membagi mutasyabih dari segi kemungkinan mengetahui maknanya kepada tiga bahagian :
- Bahagian yang tak ada jalan mengetahuinya, seperti waktu terjadi , keluar binatang dari bumi dan yang sepertinya.
- Bahagian manusia menemukan sebab-sebab mengetahuinya, seperti lafadh-lafadh yang ganjil dari hukum-hukum yang sulit/rumit.
- Bahagian yang terletak antara dua urusan itu yang hanya diketahui oleh sebahagian ulama yang rasikh ilmunya, tidak diketahuinya oleh sebahagian yang lain.
- Madzhab Salaf, yaitu : mengimani sifat-sifat yang mutasyabihat itu dan menyerahkan hakikat kepada Allah sendiri.
- Madzhab Khalaf, yaitu : mempertanggung jawabkan(mentakwilkan) lafadz yang mustahil dhahirnya kepada makna yang layak dengan dzat Allah
Namun sebagai hamba Allah SWT, hendaknya kita memiliki kehati-hatian dalam memahami ayat-ayat Al-Qur'an tersebut. Jangan sampai kita "terjebak" dalam penta'wilan yang tidak ada nash dan dasarnya, yang justru akan menjerumuskan pada pemahaman yang keliru. Namun hendaknya juga jangan "enggan" untuk memahami ayat-ayat Al-Qur'an, karena kita masih dapat merujuk ke kitab-kitab tafsir (bil ma'tsur) untuk dapat memahami maksud dan makna yang terkandung di dalamnya.
Wallahu A’lam Bis Shawab
Label: Ulumul Qur'an
Catatan :
Wallahu A'lam Bis Shawab
Label: Kisah Hikmah Dan Motivasi
Manhaj Yang Benar Dalam Mentadaburi Al-Qur'an
0 komentar Diposting oleh Rikza Maulan, Lc., M.Ag di 22.54Makna Tadabur.
Urgensi Tadabur Dalam Kehidupan Da'i dan Mu'min
7. Tadabur juga merupakan pelita yang dapat memberikan kekuatan ekstra (dopping) dalam ruhiyah seseorang, terutama bagi para da'i, yang dapat memberikan semangat baru, iltizam baru, dan azimah yang baru, hingga ia mampu untuk berbuat lebih banyak dan banyak lagi.
قالوا وما جلاءها يا رسول الله؟ قال تلاوة القرآن وذكر الموت.
Metodologi Tadabur Yang Benar
4. Mentadaburi dengan merujuk ke pengertian dan kaidah bahasa arab. Karena bagaimanapun juga, Al-Qur'an menggunakan bahasa Arab. Imam Syahid mengatakan; ".. dan memahami al-Qur'an hendaknya sesuai dengan kaidah bahasa Arab tanpa penyimpangan dan juga tanpa dibuat-buat (dipaksakan)…"
5. Mentadaburi al-Qur'an dengan menggunakan ilmu-ilmu yang berkaitan dengan Al-Qur'an, seperti ilmu qiraat, asbabunnuzul, dsb.
Penutup
Wallahu A'lam Bishowab.
By. Rikza Maulan, Lc., M.Ag.
Label: Ulumul Qur'an
Bekerja Dalam Islam
- Akan diampuni dosa-dosanya oleh Allah SWT
- Dihapuskan dosa-dosa tertentu yang tidak dapat dihapuskan dengan shalat, puasa dan shadaqah.
- Mendapatkan cinta Allah SWT
- Terhindar dari azab neraka
- Bekerja mencari nafkah digolongkan dalam fi sabililah
Etika Bekerja Dalam Islam
3. Jujur dan amanah.
4. Menjaga etika sebagai seorang muslim.
5. Tidak melanggar prinsip-prinsip syariah.
6. Menghindari syubhat
7. Menjaga ukhuwah Islamiyah.
Ranjau-Ranjau Berbahaya Dalam Dunia Kerja
2.Saling bermusuhan
3.Berprasangka Buruk
Masih banyak sesungguhnya sifat-sifat lain yang perlu dihindari. Namun setidaknya kelima ranjau berbahaya tadi, dapat menggugah kita untuk menjauhi segala ranjau-ranjau berbahaya lainnya khususnya dalam kehidupan dunia kerja. Jadi, sekarang bekerjalah dengan niat ikhlas, hiasi dengan sifat-sifat positif dan songsonglah hari esok dengan penuh kegemilangan serta keridhaan dari Allah SWT.
Wallahu A'lam Bis Shawab
By. Rikza Maulan, Lc., M.Ag
Label: Muamalat