وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى ءَامَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَاْلأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ* أَفَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرَى أَنْ يَأْتِيَهُمْ بَأْسُنَا بَيَاتًا وَهُمْ نَائِمُونَ* أَوَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرَى أَنْ يَأْتِيَهُمْ بَأْسُنَا ضُحًى وَهُمْ يَلْعَبُونَ* أَفَأَمِنُوا مَكْرَ اللَّهِ فَلاَ يَأْمَنُ مَكْرَ اللَّهِ إِلاَّ الْقَوْمُ الْخَاسِرُونَ*
Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka sedang tidur? Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di waktu matahari sepenggalahan naik ketika mereka sedang bermain? Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga-duga)? Tiadalah yang merasa aman dari azab Allah kecuali orang-orang yang merugi. (QS. Al-A'raf : 96 - 99)
Terdapat beberapa hikmah yang dapat dipetik dari ayat-ayat di atas, diantara hikmah-hikmahnya adalah sebagai berikut :
1. Bahwa Allah SWT akan membukakan pintu-pintu keberkahan yang banyak baik dari langit maupun bumi, terhadap penduduk suatu negeri, atau terhadap satu komunitas yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT. Artinya bahwa keberkahan, kesejahteraan, kebaikan yang akan didapatkan suatu komunitas atau suatu kaum adalah berbanding lurus dengan keimanan dan ketakwaan mereka kepada Allah SWT. Semakin besar keimanan dan ketakwaan mereka kepada Allah SWT, maka akan semakin besar pula keberkahan yang akan mereka dapatkan.
2. Sebaliknya, ketika kita berbicara mengenai sebab musabab terjadinya suatu bencana dan musibah yang digambarkan Al-Qur’an, maka memang harus diakui bahwa hampir semua ayat-ayat yang berbicara tentang musibah dan bencana yang menimpa manusia; selalu terkait dengan kekufuran dan keingkaran manusia itu sendiri kepada Allah SWT. Sebagai contoh, ketika kita membuka buka Al-Qur’an tentang bencana yang terjadi pada kaum-kaum terdahulu. Semuanya (tanpa terkecuali) bencana yang menimpa meraka adalah disebabkan karena kekufuran mereka kepada Allah SWT. Perhatikan beberapa ayat-ayat Al-Qur'an yang berbicara tentang musibah yang menimpa kaum-kaum nabi terdahulu :
#1. Kaum nabi Nuh as, Allah tenggelamkan dengan banjir yang sangat dahsyat, yang tinggi gelombangnya sebesar gunung (QS. Hud/ 11 : 42). Hingga tak ada makhlukpun yang tersisa melainkan yang berada di atas kapal bersama nabi Nuh as. (QS. Asyu’ara’ : 119 - 120). Mereka dihancurkan Allah SWT lantaran keingkaran dan kekufuran mereka kepada Allah SWT, bahkan mereka berkeinginan untuk merajam Nabi Nuh as (QS. As-Syu'ara : 116)
#2. Kaum nabi Syu’aib as, Allah hancurkan dengan gempa bumi yang sangat dahsyat. Sampai-sampai Al-Qur’an menggambarkan seolah-olah mereka belum pernah mendiami kota tempat yang mereka tinggali. Lantaran begitu hancurnya kota mereka pasca gempa. (QS. Al-A’raf : 91 - 92) Azab tersebut Allah timpakan kepada mereka, lantaran mereka sering berlaku curang dalam timbangan dan takaran mereka, serta tidak mau beriman kepada Allah SWT.
#3. Kaum nabi Luth as, Allah hancurkan mereka denqan hujan batu yang terbakar, serta Allah jungkir balikkan negeri mereka. Hingga digambarkan Al-Qur’an bangunan-bangunan tingginya menjadi rata dengan tanah. (QS. Hud : 82). Mereka ditimpa azab yang sangat mengerikan tersebut, lantaran perilaku homoseksual di kalangan mereka dan keingkaran mereka kepada Allah SWT.
#4. Kaum Tsamud (kaumnya nabi Shaleh as), juga Allah hancurkan dengan gempa bumi dahsyat (QS. Al-A'raf : 78), dan juga suara keras yang menggelegar (QS. Hud : 67), sehingga mereka mati bergelimpangan di dalam rumah mereka sendiri. Mereka diazab oleh Allah SWT, lantaran kesombongan dan keingkaran mereka terhadap Allah dan Nabi Shaleh, serta karena mereka membunuh (menyembelih) unta betina yang merupakan tanda-tanda kebesaran Allah, padahal mereka telah dilarang untuk membunuhnya.
#5. Fir’aun dan pengikutnya dihancurkan oleh Allah dengan ditenggelamkan ke dalam lautan, hingga tidak satupun yang tersisa dari mereka. (QS. Al-A’raf : 136) Dan siapapun mengetahui bahwa Fir'aun sangat ingkar kepada Allah SWT, mendustakan ayat-ayat-Nya, serta berlaku dzalim dan semena-mena dimuka bumi (QS. Al-Qashas : 4)
#6. Qarun beserta pengikutnya, Allah benamkan mereka ke dalam bumi sehingga sedikitpun tidak tersisa dari kekayaannya, hanya lantaran ia sombong kepada Allah SWT (QS. Al-Qashash :81). Ia dibenamkan ke dalam bumi lantaran kesombongannya, meresa bahwa kekayaan yang dimilikinya adalah semata-mata karena ilmunya (QS. Al-Qashas : 78), dan juga karena kekufurannya kepada Allah SWT.
3. Demikian pentingnya pesan ini, hingga Allah SWT menegaskan kembali bahwa mereka semua ditimpakan musibah adalah karena dosa dan perbuatan mereka sendiri. Allah SWT berfirman :
فَكُلاًّ أَخَذْنَا بِذَنْبِهِ فَمِنْهُمْ مَنْ أَرْسَلْنَا عَلَيْهِ حَاصِبًا وَمِنْهُمْ مَنْ أَخَذَتْهُ الصَّيْحَةُ وَمِنْهُمْ مَنْ خَسَفْنَا بِهِ اْلأَرْضَ وَمِنْهُمْ مَنْ أَغْرَقْنَا وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيَظْلِمَهُمْ وَلَكِنْ كَانُوا أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ*
Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya, maka di antara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil dan di antara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, dan di antara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan di antara mereka ada yang Kami tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri. (QS. Al-Ankabut : 40)
4. Oleh karenanya kita perlu introspeksi diri atas setiap musibah dan bencana yang menimpa, karena bisa jadi hal tersebut adalah karena perilaku kita yang mendatangkan murka dari Allah SWT. Berikut adalah beberapa perilaku yang disebutkan Al-Qur'an yang mengakibatkan bencana :
#1. Penyebab terjadi azab atau musibah adalah karena mengingkari atau mendustakan ayat-ayat Allah SWT. Padahal jika mereka beriman, Allah akan membukakan pintu-pintu keberkahan baik dari langit maupun dari bumi. Hal ini sebagaimana yang Allah SWT firmankan dalam QS. Al-A’raf/ 7 : 96 di atas.
#2. Penyebab lain dari terjadinya bencana atau musibah adalah karean adanya proses untuk menyekutukan Allah dengan sesuatu (baca; syirik), seperti mempropagandakan bahwa Allah memiliki anak. Hal ini sebagaimana firman Allah SWT :
وَقَالُوا اتَّخَذَ الرَّحْمَنُ وَلَدًا* لَقَدْ جِئْتُمْ شَيْئًا إِدًّا* تَكَادُ السَّمَوَاتُ يَتَفَطَّرْنَ مِنْهُ وَتَنْشَقُّ اْلأَرْضُ وَتَخِرُّ الْجِبَالُ هَدًّا* أَنْ دَعَوْا لِلرَّحْمَنِ وَلَدًا*
“Dan mereka berkata: "Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak". Sesungguhnya kamu telah mendatangkan sesuatu perkara yang sangat mungkar. Hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, dan bumi belah, dan gunung-gunung runtuh. Karena mereka mendakwa Allah Yang Maha Pemurah mempunyai anak.” (QS. Maryam/ 88 : 91)
#3. Penyebab lain dari terjadinya bencana atau musibah adalah karena adanya suatu kaum yang tidak mau memberikan peringatan kepada orang-orang dzalim diantara mereka :
وَاتَّقُوا فِتْنَةً لَا تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْكُمْ خَاصَّةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ*
Dan peliharalah dirimu daripada siksaan (azab/ bencana) yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya. (QS. Al-Anfal/ 8 : 25)
#4. Penyebab berikutnya terjadinya musibah dan bencana adalah karena perbuatan zina dan riba yang dilakukan secara terang-terangan oleh suatu kaum. Dalam hadits Rasulullah SAW bersabda :
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا ظَهَرَ فِي قَوْمٍ الرِّبَا وَالزِّنَا إِلاَّ أَحَلُّوا بِأَنْفُسِهِمْ عِقَابَ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ
Dari Abdullah bin Mas’ud ra dari Rasulullah SAW bahwa beliau bersabda, ‘Tidaklah suatu kaum mereka melakukan dengan terang-terangan berupa riba dan zina, melainkan halal bagi Allah untuk menimpakan azabnya kepada mereka.’ (HR. Ahmad)
#5. Penyebab lainnya terjadinya musibah dan bencana adalah karena tingkah manusia yang merusak alam. Hal ini sebagaimana yang Allah SWT firmankan “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (QS. Ar-Rum : 41)
Wallahu A'lam Bis Shawab
By. Rikza Maulan Lc., M.Ag
Label: Tadabur Hadits
0 Comments:
Subscribe to:
Posting Komentar (Atom)