Rehad 161. Jatidir Orang-Orang Yang Beriman

Rehad (Renungan Hadits) 161
Jatidiri Orang-orang Yang Beriman

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا تَمَنَّوْا لِقَاءَ الْعَدُو،ِّ فَإِذَا لَقِيتُمُوهُمْ فَاصْبِرُوا (رواه مسلم)
Dari Abu Hurairah bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Janganlah kalian mengharap bertemu musuh, namun jika kalian bertemu mereka maka bersabarlah (teguhkan hati kalian)." (HR. Muslim hadits no 3275)

Hikmah Hadits ;
1. Pada hakekatnya, Islam adalah agama yang damai, sesuai dengan makna lughawi (makna secara bahasa) dari Al-Islam itu sendiri yaitu berasal dari kata as-salmu yang berarti damai. Artinya bahwa ajaran agama Islam akan membawa pada kedamaian dan ketentraman di hati para pemeluknya. Selain tentunya seorang muslim diharuskan untuk menjadi pribadi yang membawa kedamaian bagi orang lain, sebagaimana hadits Nabi Saw, "Seorang muslim adalah orang menjadikan orang lain selamat dari lisan dan perbuatannya." (HR. Muslim). Maka oleh karenanya setiap muslim harus menjadi "penentram" dan "pendamai" bagi orang lain.
2. Di sisi lain, setiap muslim juga merupakan seseorang yang mempunyai jati diri dan mrnjaga martabat dan kehormatannya berdasarkan keyakinan dan agamanya. Apabila kehormatan dan martabatnya diusik, tentu pasti akan menimbulkan reaksi, demi menjaga martabat dan kehormatan agamanya. Inilah uniknya kaum muslimin, yang diibaratkan seperti lebah; di satu sisi lebah tidak hinggap kecuali di tempat yang baik dan tidak menghasilkan kecuali hal-hal yang baik saja. Namun di sisi yang lain, lebah juga bersatu dan memiliki keberanian yang besar demi mempertahankan kehormatannya. Lebah akan bersatu padu, yang apabila pihak lain yg mengusiknya atau mengganggunya maka setiap lebah akan rela mengorbankan apa saja demi membela kehormatannya, bahkan mengorbankan ngawanya sekalipun.
3. Maka oleh karenanya umat Islam adalah umay yang tidak suka mencari-cari musuh, namun apabila ada musuh yang datang maka umat Islam siap menghadapinya bahkan sampai titik darah penghabisan. Nabi Saw pun berpesan demikian; melarang umat Islam untuk tidak mencari-cari musuh dan masalah, bahkan berharap bertemu musuh pun dilarang. Namun jika musuh datang dan menantang, maka Nabi Saw memerintahkan kita utk sabar yaitu tidak goyah dalam menghadapinya.
4. Menghadapi musuh Allah dan musuh umat Islam, tidaklah harus menggunakan senjata dan kekuatan. Kecuali apabila musuh menyerang dengan senjata dan kekuatan. Jika musuh datang melalui perang media, maka harus dihadapi juga dengan media, dengan politik, dengan ekonomi, dengan opini atau dengan berbagai wasilah lainnya yg dirasa efektif untuk menghadapinya. Tujuannya hanya satu, yaitu agar kalimat Allah menjadi kalimat yang Agung dan Mulia, yang cahaya Ilahi menjadi cahaya yang menerangi seluruh penjuru alam. Maka, siapkah kita menghadapi musuh Allah? Allah menantimu saudara...

Wallahu A'lam
By. Rikza Maulan, Lc, M.Ag

0 Comments:

Post a Comment