Rehad 166. Pemimpin Yang Membela Kemungkaran

Rehad (Renungan Hadits) 166
Pemimpin Yang Membela Kemungkaran

عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ إِنَّهُ يُسْتَعْمَلُ عَلَيْكُمْ أُمَرَاءُ فَتَعْرِفُونَ وَتُنْكِرُون،َ فَمَنْ كَرِهَ فَقَدْ بَرِئ،َ وَمَنْ أَنْكَرَ فَقَدْ سَلِم،َ وَلَكِنْ مَنْ رَضِيَ وَتَابَعَ، قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَلَا نُقَاتِلُهُمْ؟ قَالَ لَا مَا صَلَّوْا أَيْ مَنْ كَرِهَ بِقَلْبِهِ وَأَنْكَرَ بِقَلْبِ (رواه مسلم)
Dari Ummu Salamah isteri Nabi Saw, bahwa Nabi Saw bersabda, "Kalian kelak akan dipimpin oleh para penguasa, yang kalian mengenal mereka namun kalian mengingkari (perbuatan mereka). Barangsiapa yang membenci kemungkarannya maka ia telah berlepas diri. Dan barangsiapa yang mengingkari (kemungkaran)nya berarti ia telah selamat. Tetapi bagi orang yang ridla dan mengikuti (maka ia berdosa). Para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, tidakkah kita perangi saja mereka?" beliau menjawab: "Tidak! Selama mereka masih melaksanakan shalat." (Maksudnya barang siapa membenci dan mengingkari dengan hatinya). (HR. Muslim, hadits no 3446)

Hikmah Hadits ;
1. Bahwa sudah menjadi kehendak Allah Swt untuk menguji para hamba-Nya kaum muslimin; apakah mereka tetap bisa istiqamah konsisten terhadap kebenaran dan berpegang teguh pada prinsip2 keimanan kepada Allah Swt, jika mereka diuji dengan hadirnya pemimpin yang dzalim, jauh dari agama, dekat dengan orang kafir, berdusta, berkhianat dan cenderung memusuhi umat. Demikianlah hikmah yang dapat dipetik dari hadits di atas, bahwa pemimpin seperti itu pasti akan muncul menghantui perjalanan umat Islam dalam sejarah kehidupannya.
2. Maka ada tiga golongan manusia menyikapi munculnya pemimpin yang dzalim dan khianat sebagaimana digambarkan dalam hadits di atas, yaitu ;
#1. Golongan yang "membenci" kemungkaran yang dilakukan oleh sang penguasa dzalim tersebut, hatinya berontak, jiwanya bergelora mengutuk dan mengecam tindakan sang penguasa dusta tersebut, meskipun bisa jadi ia tidak bisa berbuat banyak namun hatinya mengingkari dengan keras. Maka golongan ini adalah termasuk ke dalam golongan yang dianggap berlepas diri dari kemungkarannya dan tidak terlibat di dalamnya sehingga ia tidak terkena dosa2nya. Artinya golongan ini masih selamat dari dosa dan murka Allah Swt.
#2. Golongan yang "mengingkari" kemungkaran yang dilakukan oleh penguasa tersebut. Ia bukan hanya membenci, namun lebih dari itu, ia refleksikan dalam wujud nyata; aksi amar ma'ruf nahi mungkar. Lisannya berani mengingatkan dan menyuarakan kebenaran di tengah umat, dan fisiknya berani menghadang arus kebatilan yang dilakukan sang penguasa lalim tersebut. Maka golongan ketiga ini adalah golongan yang akan selamat dan akan mendapatkan keridhaan Allah Swt. Karena ia mengamalkan hadits Nabi Saw, "Barangsiapa di antara kamu melihat kemungkaran hendaklah ia mencegah kemungkaran itu dengan tangannya. jika tidak mampu, hendaklah mencegahnya dengan lisan, jika tidak mampu juga, hendaklah ia mencegahnya dengan hatinya. Itulah selemah-lemah iman." (HR. Muslim No 70).
#3. Golongan yang diam, ridha dan mendukung bahkan mengikuti kebijakan sang penguasa nista. Alih2 membenci dan atau mengingkari kemungkaran; ia justru menjadi pengikut setia dan pembelanya atau bahkan diam saja; tidak turut membenci dan mengingkarinya dan tidak pula mendukungnya. Maka golongan ketiga inilah merupakan golongan yang tidak selamat, berdosa dan memdapat murka dari Allah Swt.  Karena memdukung dan membiarkan suatu kemungkaran, adalah bagian dari kemungkaran itu sendiri.
3. Maka hendaknya setiap kita perlu memahami kondisi yang sedang terjadi dan mengetahui bagaimana seharusnya ia bersikap; apakah ia termasuk yang membenci sikap pemimpin tsb? Mengingkarinya atau hanya diam tak bersikap dan cenderung membela atau membiarkan sang penguasa dzalim tersebut? Ingatlah firman Allah Swt, "...Sesungguhnya Fir'aun dan Haman beserta tentaranya (pengikutnya) adalah orang-orang yang bersalah." (QS. Al-Qashas : 8)

Wallahu A'lam
By. Rikza Maulan, Lc, M.Ag

0 Comments:

Post a Comment