Rehad 167. Menyikapi Pemimpin Yang Dzalim

Rehad (Renungan Hadit) 167
Menyikapi Pemimpin Yang Dzalim

عَنْ كَعْبِ بْنِ عُجْرَةَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْمَعُوا هَلْ سَمِعْتُمْ أَنَّهُ سَيَكُونُ بَعْدِي أُمَرَاءُ فَمَنْ دَخَلَ عَلَيْهِمْ فَصَدَّقَهُمْ بِكَذِبِهِمْ وَأَعَانَهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ فَلَيْسَ مِنِّي وَلَسْتُ مِنْهُ، وَلَيْسَ بِوَارِدٍ عَلَيَّ الْحَوْض،َ وَمَنْ لَمْ يَدْخُلْ عَلَيْهِمْ وَلَمْ يُعِنْهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ وَلَمْ يُصَدِّقْهُمْ بِكَذِبِهِمْ فَهُوَ مِنِّي وَأَنَا مِنْهُ وَهُوَ وَارِدٌ عَلَيَّ الْحَوْض (رواه الترمذي)
Dari Ka'ab bin 'Ujrah berkata, bahwa Rasulullah Saw bersabda, "Dengarkan, apa kalian telah mendengar bahwa sepeninggalku nanti akan ada para pemimpin, yang barangsiapa mendukung mereka lalu membenarkan kedustaan mereka serta menolong kelaliman mereka, maka ia bukan termasuk golonganku dan tidak akan pernah mendatangi telagaku (di dalam surga). Dan barangsiapa yang tidak mendukung mereka, tidak membantu kelaliman mereka dan tidak membenarkan kedustaan mereka, maka ia akan termasuk golonganku, dan aku termasuk golongannya dan ia kelak akan mendatangi telagaku (di dalam surga)." (HR. Tirmidzi, hadits no 2185)

Hikmah Hadits ;
1. Pemimpin yang dzalim adalah pemimpin yang memimpin rakyatnya jauh dari nilai-nilai keimanan, mengabaikan aspek keadilan; yang benar disalahkan dan yang salah dibenarkan, menyusahkan, meresahkan, banyak berdusta, dan menyengsarakan rakyatnya serta tidak berpihak sedikitpun kepada umat namun justru berpihak pada golongan atau kelompok yang mampu memberikan mereka kesenangan dan keuntungan duniawi semata.
2. Terhadap pemimpin seperti ini, haram hukumnya untuk mendukung, mengukuti dan atau membelanya. Karena mendukung suatu kedzaliman adalah bagian dari kedzaliman itu sendiri. Dan bahkan Nabi Saw dengan tegas bersabda bahwa siapa yang mendukung dan mengikuti mereka, maka ia bukan termasuk golonganku, yaitu bukan termasuk golongan umat Nabi Muhammad Saw dan tidak akan pernah masuk ke dalam surga, na'udzubillahi min dzalik.
3. Sebaliknya siapa yang mengingkari, tidak mendukung, tidak membantu dan tidak membenarkan kedustaan mereka, maka ia adalah termasuk ke dalam golongan Nabi Muhammad Saw yang oleh karenanya ia berhak masuk ke dalam surga, meminum air dari telaga Rasulullah Saw di dalam surga. Semoga kita termasuk di dalamnya.
4. Bahwa pertentangan antara yang haq dan bathil akan selalu terus berlanjut hingga akhir zaman. Al-haq adalah segala kebaikan dan kebenaran yang dasar dan sumbernya adalah keimanan kepada Allah Swt. Sementara al-bathil adalah segala bentuk kemungkaran dan keburukan yang bertolak belakang dengan keimanan kepada Allah Swt. Keduanya (baik al-haq dan al-bathil) sama2 mempunyai pengikut, pendukukung, dan kader yang siap memperjuangkannya, baik dengan hati, lisan ataupun actionnya. Pendukung al-haq dibahasakan dalam Al-Qur'an dengan istilah hizbullah (golongan Allah Swt) sementara pendukung al-bathil disebut Allah dalam Al-Qur'an dengan hizbus syaitan (golongan syaitan). Dan setiap manusia memiliki kebebasan untuk memilih; apakah ia akan menjadi golongan hizbullah ataukah hizbus syaitan? Maka renungkanlah setiap langkah dan kecenderungan hati kita, jangan sampai terjerumus atau tertipu oleh manisnya kemasan golongan syaitan.... Ya Allah jadikanlah kami semua termasuk ke dalam golongan orang2 yang selalu mengikuti kebenaran dan istiqamah di jalan kebenaran tersebut hingga kami semua kelak meninggal dalam keadaan berpegang dalam kebenaran dan husnul khaitimah.... Amiin Ya Rabbal Alamiiin.

Wallahu A'lam
By. Rikza Maulan, Lc, M.Ag

0 Comments:

Post a Comment