Rehad 171. Ketika Hutang Menjadi Ganjalan

Rehad (Renungan Hadits) 171
Ketika Hutang Menjadi Ganjalan

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يُغْفَرُ لِلشَّهِيدِ كُلُّ ذَنْبٍ إِلَّا الدَّيْنَ (رواه مسلم)
Dari Abdullah bin 'Amru bin 'Ash ra berkata, bahwa Rasulullah Saw bersabda, "Seorang yang mati syahid akan diampuni segala dosa-dosanya, kecuali hutang." (HR. Muslim, hadits no 3498)

Hikmah Hadits ;
1. Keutamaan orang yang meninggal dunia dalam keadaan syahid, yaitu meninggal dalam rangka membela dan memperjuangkan agama Allah Swt. Bahwa diantara keutamaannya adalah bahwa orang yang mati syahid akan diampuni seluruh dosa dan kesalahan-kesalahannya dan kelak akan dimasukkan ke dalan surga serta ditinggikan derajatnya di dalam surga, setinggi 100 derajat; dimana antara derajat satu dengan derajat lainnya adalah setinggi antara langit dan bumi. Itulah sebabnya, para salafuna shaleh sangat antusias dalam menggapai derajat sebagai syuhada'.
2. Namun yang perlu menjadi catatan penting bagi setiap kita adalah bahwa kendatipun semua dosa orang yang mati syahid akan diampuni Allah Swt, ternyata ada satu hal yang tidak akan terhapus dan tidak akan diampuni oleh Allah Swt kendatipun ia meninggal dunia dalam keadaan mati syahid. Satu hal tersebut adalah "hutang". Karena hutang piutang adalah haqun adamiyun (hak antara sesama manusia) yang harus ditunaikan kepada pemberi hutang yang tidak akan pernah dihapuskan oleh Allah Swt kecuali jika si pemberi hutang mengikhlaskan dan membebaskannya dari hutang tersebut. Inilah bukti betapa kepemilikian harta seseorang sangat dihargai dalam Islam dan oleh karenanya tak seorang pun boleh mengambil dan atau merampasnya secara bathil.
3. Bahwa Nabi Saw "tidak mau" menshalatkan jenazah seorang sahabat yang masih memiliki hutang. Dalam riwayat disebutkan dari Salamah bin Al Akwa' ra bahwa Nabi Saw dihadirkan kepada Beliau satu jenazah agar dishalatkan. Maka Beliau bertanya: "Apakah orang ini punya hutang?" Mereka berkata: "Tidak". Maka Beliau menshalatkan jenazah tersebut. Kemudian didatangkan lagi jenazah lain kepada Beliau, maka Beliau bertanya kembali: "Apakah orang ini punya hutang?" Mereka menjawab: "Ya". Maka Beliau bersabda: "Shalatilah saudaramu ini". Berkata, Abu Qatadah: "Biar nanti aku yang menanggung hutangnya". Maka Beliau Saw menshalatkan jenazah itu. (HR. Bukhari, hadits no 2131)
4. Ada doa yang diajarkan Nabi Saw agar kita terhindar dari lilitan hutang. Doa tersebut adalah :
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ
Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari kegundahan dan kesedihan dan aku berlindung kepadaMu dari kelemahan dan kemalasan dan aku berlindung kepadaMu dari sifat penakut dan bakhil dan aku berlindung kepadaMu dari terlilit hutang dan pemaksaan dari orang lain. (HR. Abu Daud)

Wallahu A'lam
By. Rikza Maulan, Lc, M.Ag

0 Comments:

Post a Comment