Rehad (Renungan Hadits) 147
Setiap Kedzaliman Akan Terbalaskan 7 Kali Lipat Di Akhirat

 عَنْ سَعِيدِ بْنِ زَيْدِ بْنِ عَمْرِو بْنِ نُفَيْلٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ اقْتَطَعَ شِبْرًا مِنْ الْأَرْضِ ظُلْمًا طَوَّقَهُ اللَّهُ إِيَّاهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ سَبْعِ أَرَضِينَ (رواه مسلم)
Dari Sa'id bin Zaid bin Amru bin Nufail ra berkata, Rasulullah Saw bersabda: "Barangsiapa mengambil sejengal tanah orang lain dengan zhalim, maka niscaya Allah akan menghimpitnya dengan tujuh lapis bumi pada hari Kiamat." (HR. Muslim, hadits no. 3020).

Hikmah Hadits ;
1. Bahwa kita diharamkan untuk berlaku dzalim dalam segala aspek kehidupan, tidak terkecuali dalam aspek muamalah. Dan diantara bentuk kedzaliman dalam muamalah adalah mengambil hak orang lain, mencurangi milik orang lain, mengurangi takaran dan timbangan, mengklaim kepemilikan suatu barang yg bukan miliknya, menggeser patok (batas) tanah, mengambil alih tanah milik orang lain, baik secara penguasaan maupun secara kepemilikan melalui dokumen surat2nya, dsb.
2. Bahwa orang yang berlaku dzalim dalam muamalah memiliki konsekwensi yang sangat berat di akhirat. Dalam kasus sebagaimana digambarkan dalam hadits di atas, bahwa orang yang mengambil 'sejengkal' saja tanah milik orang lain secara dzalim, maka kelak di akhirat tanah tersebut akan ditimpakan di atas punggungnya hingga menghimpitnya sedemikian rupa, sebagai balasan dan siksa atas perbuatannya semasa di dunia.
3. Bahwa selain balasan di akhirat, di dunia pun bisa jadi Allah Swt membalaskan kedzaliman yang diperbuatnya. Dalam riwayat disebutkan dari Sa'id bin Zaid bin Amru bin Nufail, bahwa Arwa menuduhnya telah mengambil sebagian dari tanah miliknya, maka Sa'id berkata, "Tinggalkanlah dia dan biarkan ia mengambil tanahnya, sesungguhnya saya pernah mendengar Rasulullah Saw bersabda, "Barangsiapa mengambil sejengkal tanah tanpa hak, maka Allah akan menghimpitnya dengan tujuh lapis bumi dihari Kiamat kelak. (Sa'id berdo'a) Ya Allah…jika dia berdusta, butakanlah matanya dan jadikanlah tanahnya (rumahnya) sebagai kuburannya." Ayah Umar melanjutkan, "Tidak lama kemudian, saya melihatnya buta dan berjalan sambil meraba-raba dinding, dia berkata, 'Saya terkena do'anya Sa'id bin Zaid.' Tatkala ia berjalan dari rumahnya menuju sumur, dia terjatuh ke dalamnya, maka itu sebagai kuburannya." (HR. Muslim). Na'udzubillahi min dzalik.

Wallahu A'lam
By. Rikza Maulan, Lc, M.Ag

0 Comments:

Post a Comment