Rehad (Renungan Hadits) 194
Menghidangkan Makanan Untuk Tamu, Menjadi Penyebab Mendapatkan Kemuliaan

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ إِنِّي مَجْهُودٌ فَأَرْسَلَ إِلَى بَعْضِ نِسَائِهِ فَقَالَتْ وَالَّذِي بَعَثَكَ بِالْحَقِّ مَا عِنْدِي إِلَّا مَاءٌ ثُمَّ أَرْسَلَ إِلَى أُخْرَى فَقَالَتْ مِثْلَ ذَلِكَ حَتَّى قُلْنَ كُلُّهُنَّ مِثْلَ ذَلِكَ لَا وَالَّذِي بَعَثَكَ بِالْحَقِّ مَا عِنْدِي إِلَّا مَاءٌ فَقَالَ مَنْ يُضِيفُ هَذَا اللَّيْلَةَ رَحِمَهُ اللَّهُ فَقَامَ رَجُلٌ مِنْ الْأَنْصَارِ فَقَالَ أَنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ فَانْطَلَقَ بِهِ إِلَى رَحْلِهِ فَقَالَ لِامْرَأَتِهِ هَلْ عِنْدَكِ شَيْءٌ قَالَتْ لَا إِلَّا قُوتُ صِبْيَانِي قَالَ فَعَلِّلِيهِمْ بِشَيْءٍ فَإِذَا دَخَلَ ضَيْفُنَا فَأَطْفِئْ السِّرَاجَ وَأَرِيهِ أَنَّا نَأْكُلُ فَإِذَا أَهْوَى لِيَأْكُلَ فَقُومِي إِلَى السِّرَاجِ حَتَّى تُطْفِئِيهِ قَالَ فَقَعَدُوا وَأَكَلَ الضَّيْفُ فَلَمَّا أَصْبَحَ غَدَا عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ قَدْ عَجِبَ اللَّهُ مِنْ صَنِيعِكُمَا بِضَيْفِكُمَا اللَّيْلَةَ (رواه مسلم)
Dari Abu Hurairah ra berkata, "Ada seorang laki-laki datang kepada Rasulullah Saw lalu dia berkata, 'Wahai Rasulullah, aku sedang kesusahan dan kelaparan.' Maka beliau membawa orang itu ke rumah istri-istri beliau, menanyakan apakah mereka memiliki makanan. Isteri beliau menjawab; 'Demi Allah yang mengutus Anda dengan kebenaran, Aku tidak sedia apa-apa selain air.' Begitulah jawaban mereka masing-masing hingga seluruh istri beliau mengatakan dengan jawaban yang sama. Lalu beliau bersabda kepada para sahabat, 'Siapakah yg bersedia menjamu tamuku malam ini niscaya dia diberi rahmat oleh Allah Ta'ala.' Maka berdirilah seorang laki-laki Anshar seraya berkata; 'Aku, wahai Rasulullah! ' kemudian dibawalah orang itu ke rumahnya. Dia bertanya kepada isterinya; 'Adakah engkau sedia makanan? ' Jawab isterinya; 'Tidak ada, kecuali makanan anak-anak.' Katanya; 'Alihkan perhatian mereka dengan apa saja. Dan bila tamu kita telah datang, matikanlah lampu dan tunjukkan kepadanya bahwa kita seolah-olah ikut makan bersamanya. Caranya bila dia telah mulai makan, berdirilah ke dekat lampu lalu padamkan. Maka duduklah mereka, dan sang tamu pun makan (sementara ia dan istrinya tidak). Setelah Subuh, sahabat tersebut bertemu dengan Nabi Saw. Lalu kata beliau: 'Sungguh Allah kagum dengan cara kamu berdua melayani tamu kalian tadi malam. (HR. Muslim, hadits no 3829)

Hikmah Hadits ;
1. Perhatian Nabi Saw terhadap seluruh umatnya, khususnya yang sedang mengalami kesulitan dan kelaparan. Beliau membawa tamunya tersebut ke rumah, untuk disuguhkan makanan kendatipun kemudian ternyata di rumah beliau tidak ada satu makanan pun.
2. Antusias sahabat Nabi Saw dalam menjamu makan orang yg sedang kesulitan. Bahkan sebagaimana riwayat di atas, sahabat Anshar membawa tamu Rasulullah Saw tersebut ke rumahnya kendatipun ternyata di rumahnya hanya ada sedikit makanan, itupun "jatah" makanan bagi anak2 mereka.
3. Bahkan mereka tetap senang menyuguhkan makanan, dan bersandiwara seolah makan bersama tamu tersebut, padahal hanya piring yg diauguhkan sajalah yg ada makanannya, sementara piring mereka kosong namun mereka pura2 makan untuk menyenangkan hati sang tamu. Merekapun memadamkan lampu, agar sang tamu tdk melihat kondisi sebenarnya., subhanallah...
4. Dalam riwayat lain disebutkan bahwa Nabi Saw kagum dan bersabda bahwa Allah tersenyum atas perlakuan mereka yg sangat istimewa thd tamunya tersebut di malam itu, bahkan peristiwa ini menjadi sebab turunnya ayat, '...dan mereka lebih mengutamakan saudara mereka atas diri mereka sendiri sekalipun mereka (juga) dalam kondisi kesusahan.."(QS. Al-Hasyr : 9). Sikap lebih mendahulukan kepentingan saudara seiman spt ini disebut dgn istilah itsar. Masya Allah.. begitu indahnya sikap dan akhlak para sahabat Rasulullah Saw..

Wallahu A'lam
By. Rikza Maulan, Lc.,M.Ag

0 Comments:

Post a Comment