Rehad (Renungan Hadits) 70
Mewaspadai Fitnah Seperti Gelapnya Malam Yang Mencekam

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ بَادِرُوا بِالْأَعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِم،ِ يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِي كَافِرًا، أَوْ يُمْسِي مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا، يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنْ الدُّنْيَا (رواه مسلم)
Dari Abu Hurairah ra, Bahwa Rasulullah Saw bersabda: "Beregeralah kalian melakukan amal (kebaikan) karena kelak akan muncul fitnah seperti potongan malam yang gelap gulita. Dimana (ketika fitnah itu terjadi) ada seseorang yang di pagi hari ia beriman, namun di sore harinya ia kafir. Dan ada juga seseorang yang di sore harinya ia beriman, namun di pagi harinya ia kafir. Dia menjual agamanya dengan harta dunia." (HR. Muslim, hadits no 169)

Hikmah Hadits ;
1. Perintah Nabi Saw agar kita memperbanyak amal shaleh, yaitu segala amal perbuatan yang dimaksudkan untuk mendapatkan keridhaan Allah Swt, baik yang dilakukan dengan lisan, maupun anggota badan. Dan baik dilakukan secara fardi (sendiri) maupun secara jama'l (kolektif). Karena orang yang beramal shaleh akan mendapatkan kebaikan dunia dan akhirat, sebagaimana firman Allah Swt, 'Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.' (QS. An-Nahl : 97)
2. Nabi Saw memerintahkan kita untuk waspada akan munculnya suatu fitnah yang sangat kelam. Dan kelamnya fitnah tersebut adalah seperti gelap gulitanya pertengahan malam yang sangat mencekam. Dimana dalam keadaan gelap gulita, umumnya manusia tidak dapat melihat kemana arah jalan. Bahkan terjalnya jurang pun tidak akan terlihat olehnya, yang tentunya jika tidak berhati2, justru akan menjerumuskan mereka terperosok pada jurang yang dalam.
3. Kelamnya fitnah di masa tersebut, diperparah lagi dengan munculnya sosok yang oportunis, yang obsesinya hanya duniawi semata. Ia "rela" menjual agamanya, demi "recehan" dunia. Kadang, di pagi hari mereka beriman, mengerjakan kebiasaannya layaknya orang beriman. Namun di sore harinya ia kafir, lantaran statement dan pernyataannya yang bertentangan dengan hukum dan aturan syariat Allah Swt. Atau sebaliknya, di sore hari ia beriman, namun di pagi harinya ia kafir. Gambaran betapa mudahnya ia menjual agamanya demi harta dunia. Dan yang lebih menyedihkan lagi, ketika mereka ini adalah orang2 yang dianggap sebagai ulama, tokoh, pemimpin yang mengerti agama, namun justru pada hakekatnya mereka justru menyesatkan umat, yang lebih cinta kepada orang kafir dan musuh Allah, dibandingkan dengan umat Islam sendiri. Semoga Allah Swt hindarkan kita dari kelamnya fitnah di masa teraebut dan dari oportunisnya orang yang menjual agamanya, demi gemerlapnya harta dunia.

Wallahu A'lam
By. Rikza Maulan, Lc, M.Ag

0 Comments:

Post a Comment