Rehad 071. Keistimewaan Puasa Ramadhan

Rehad (Renungan Hadits) 71
Keistimewaan Puasa Ramadhan

عن أَبي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ اللَّهُ تعالى كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلَّا الصِّيَامَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِه،ِ وَالصِّيَامُ جُنَّة،ٌ وَإِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلَا يَرْفُثْ وَلَا يَصْخَب،ْ فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّي امْرُؤٌ صَائِم،ٌ وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْك،ِ لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ يَفْرَحُهُمَا، إِذَا أَفْطَرَ فَرِحَ وَإِذَا لَقِيَ رَبَّهُ فَرِحَ بِصَوْمِهِ (رواه اليخاري)
Dari Abu Hurairah ra berkata, bahwa Rasulullah Saw bersabda, "Allah Swt berfirman, "Semua amal anak Adam adalah untuknya kecuali puasa, karena sesungguhnya puasa itu adalah untuk-Ku dan Akulah yang akan langsung memberikan balasannya. Puasa adalah perisai. Maka apabila di hari kalian sedang berpuasa, maka janganlah dia berkata-kata keji dan janganlah berkata-kata kasar. Jika ada seseorang yang menghinanya atau mengajaknya bertengkar maka hendaklah dia mengatakan 'Sesungguhnya aku sedang berpuasa. Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, sesungguhnya bau mulut orang yang sedang berpuasa itu lebih harum di sisi Allah Ta'ala dibandingkan dengan minyak kasturi. Dan bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yang dia akan berbahagia karenanya, yaitu berbahagia ketika berbuka puasa, dan berbahagia ketika berjumpa dengan Rabnya, karena puasanya tersebut". (HR. Bukhari, hadits no 1771)

Hikmah Hadits ;
1. Shaum (puasa) adalah ibadah yang  memiliki keistimewaan tersendiri dibandingkan dengan ibadah lainnya. Karena para hamba Allah meninggalkan makan dan minum adalah karena Allah Swt. Maka kelak Allah lah yang akan langsung memberikan pahala-Nya kepada orang2 yang berpuasa. Dan juga di surga, ada satu pintu yg secara khusus Allah peruntukkan hanya untuk sha'imin (orang yang berpuasa), dimana tak seorang pun yg bisa masuk surga melalui pintu tersebut, selain para sha'imin. Pintu tersebut disebut dengan "bab ar-rayyan".
2. Bahwa puasa adalah perisai, karena puasa akan melindunginya dari segala perbuatan dan perkataan buruk dan mengandung dosa. Karena esensi puasa, bukanlah sekedar menahan diri dari makan dan minum serta dari berhubungan suami istri semata. Namun lebih dari itu semua, puasa hakekatnya adalah menahan diri dari segala bentuk hawa nafsu, dengan segala dimensinya. Maka oleh karenanya Allah Swt melarang orang yg berpuasa untuk berkata-kata kotor, berkata keji, kasar, dan juga perkataan yang menyakitkan perasaan orang lain. Bahkan, jika ada orang yang berkata negatif, seperti mengandung unsur jorok, atau emosi, atau yg buruk lainnya, maka hendaknya kita menahan diri seraya mengatakan kepada orang tersebut, "Maaf, sesungguhnya aku sedang berpuasa."
3. Bahwa secara lahiriyah, terkadang ada aroma tidak sedap yg keluar dari mulutnya orang yang berpuasa. Hal ini wajar, mengingat lambung yg kosong, berpotensi mengeluarkan aroma tak sedap. Akan tetapi jangan khawatir, bau tidak sedapnya aroma mulut orang yang puasa, justru di sisi Allah ia lebih harum dibandingkan minyak kasturi. Sungguh, sebuah penghargaan yang begitu mulia dari Allah terhadap orang2 yang berpuasa.
4. Terakhir, ada dua kebahagiaan yang akan didapatkan oleh orang2 yang berpuasa. Yaitu #1. Berbahagia ketika berbuka puasa. Karena, ia telah berhasil meninggalkan segala hawa nafsu, khususnya nafsu makan dan minum. Dan pada akhirnya di waktu maghrib, ia bisa mereguk kenikmatan makan dan minum dalam limpahan keberkahan dari Allah Swt. Oleh karenanya, ia berbahagia. #2. Ia juga akan berbahagia kelak di akhirat, ketika berjumpa dengan Allah Yang Maha Rahman. Karena, orang yang berpuasa memiliki tempat yang istimewa di sisi Allah Swt. Dan tiada tempat yang lebih pantas baginya, selain mereguk kenikmatan yang tiada tara di dalam surga, sebagai hasil dari puasanya yang dikerjakan mengharap ridha Allah Swt semata. Mudah2an kita termasuk di dalamnya... Amiiin..

Wallahu A'lam
By. Rikza Maulan, Lc, M.Ag

0 Comments:

Post a Comment