Rehad 125. Ketika Para Pengkhianat Justru Diberi Amanat

Rehad (Renungan Hadits) 125
Ketika Para Pengkhianat Justru Diberi Amanat

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّهَا سَتَأْتِي عَلَى النَّاسِ سِنُونَ خَدَّاعَة،ٌ يُصَدَّقُ فِيهَا الْكَاذِبُ وَيُكَذَّبُ فِيهَا الصَّادِق،ُ وَيُؤْتَمَنُ فِيهَا الْخَائِنُ وَيُخَوَّنُ فِيهَا الْأَمِينُ، وَيَنْطِقُ فِيهَا الرُّوَيْبِضَة،ُ قِيلَ وَمَا الرُّوَيْبِضَة؟ُ قَالَ السَّفِيهُ يَتَكَلَّمُ فِي أَمْرِ الْعَامَّةِ (رواه أحمد)
Dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah Saw bersabda: "Sesungguhnya akan datang kepada manusia tahun-tahun penipuan, dimana orang yang berdusta dipercaya sedangkan orang yang jujur justru didustakan. Orang yang berkhianat diberi amanah, sebaliknya orang yang amanah malah dikhianati. Dan di dalamnya juga terdapat Ar-Ruwaibidlah." Ditanyakan kepada beliau, "Apa itu Ar-Ruwaibidlah?" Beliau bersabda: "Yaitu orang bodoh yang berbicara dalam urusan manusia." (HR. Ahmad, hadits no. 7571)

Hikmah Hadits ;
1. Bahwa waktu dan zaman selalu berjalan dan berputar melintasi porosnya. Dan dalam setiap lintasan waktu dan zaman tersebut, akan ada tabiat dan karakteristiknya baik yang bersifat positif maupun yang negatif. Dan demikianlah Nabi Saw dalam hadits di atas menggambarkan tentang akan munculnya suatu masa yang demikian berat dan kelam bagi umat Islam, karena di masa tersebut beragam keburukan terjadi dalam satu waktu, yaitu ;
(1) Munculnya "Sinuuna Khada'ah" yaitu tahun-tahun dimana terjadi banyak sekali kebohongan-kebohongan (penipuan). Dan dalam konteks hadits di atas, maknanya adalah maraknya pemimpin yang melakukan penipuan dan kebohongan kepada rakyatnya, umumnya dengan menampilkan segala kebaikan, atau bisa juga berupa keburukan yang ditampilkan dan dikemas seolah-olah merupakan kebaikan. Bahasa sederhananya adalah melakukan "pencitraan" agar terkesan seolah-olah ia adalah pemimpin yang baik.
(2) Yushaddaqu fiha al-kadzib wa yukaddzabu fiha as-shadiq, yaitu pendusta dipercaya dan orang jujur didustakan (dianggap pendusta). Artinya bahwa di masa tersebut terjadi pemutarbalikan opini, dimana yang benar dianggap salah dan yang salah justru dibenarkan. Dan dalam memutarbalikkam opini tentu cara yang dilakukan adalah penguasaan terhadap sumber-sumber pemberi informasi, supaya bisa memberikan informasi yang dusta.
(3) Yu'tamanu fiha al-kha'in wayukhawwanu fiha al-amiin, yaitu pengkhianat diberi amanat, sebaliknya orang yang amanah malah dikhianati. Inilah fenomena yang terjadi sekarang ini, dimana sudah jelas2 ada seseorang yang mengkhianati kelompoknya sendiri, loncat sana loncat sini, menggkhianati lagi sekutunya yg lain, bahkan juga mengkhianati teman2nya sendiri, namun justru yang terjadi  mendapatkam mandat untuk dapat memagang jabatan dan amanat.
(4) Munculnya Ar-Ruwaibidhah, yaitu assafiih (orang bodoh) yang berbicara (mengatur) urusan manusia. Kata As-Safiih umumnya menggambarkan orang yang bukan hanya bodoh, namun maknanya bisa lebih luas mencakup orang yang karena kebodohannya membuat dirinya sombong, arogan, kasar dan tidak berakhlak. Atau bisa juga bermakna orang bodoh yang memimpin rakyat, yang akan semakin menyengsarakan rakyat dan umat.
2. Rasanya segala ciri2 yang digambarkan Nabi Saw dalam hadits di atas telah muncul di zaman sekarang ini. Namun sebagai orang yang beriman, kita tidak boleh berputus asa, karena rahmat Allah Swt sangatlah luas dan Allah pasti akan memberikan jalan kemenangan bagi para hamba-Nya. Adapun buruknya keadaan adalah ibarat gelapnya malam. Dan andaipun sekarang ini kondiainya adalah ibarat gelapnya malam, namun bukankah gelapnya malam adalah pertanda bahwa "fajar" akan segera datang?

Wallahu A'lam
By. Rikza Maulan, Lc, M.Ag

0 Comments:

Post a Comment