Rehad 049. Besarnya Dosa Berdusta Atas Nama Nabi Saw
Diposting oleh Rikza Maulan, Lc., M.Ag di 17.55Rehad (Renungan Hadits) 49
Besarnya Dosa Berdusta Atas Nama Nabi Saw
عن عَلِيُّ بْنُ رَبِيعَةَ قَالَ أَتَيْتُ الْمَسْجِدَ وَالْمُغِيرَةُ أَمِيرُ الْكُوفَةِ قَالَ فَقَالَ الْمُغِيرَةُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ كَذِبًا عَلَيَّ لَيْسَ كَكَذِبٍ عَلَى أَحَدٍ فَمَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنْ النَّارِ (رواه مسلم)
Dari Ali bin Rabi'ah dia berkata, "Aku mendatangi sebuah masjid sedangkan pada saat itu al-Mughirah (bin Syu'bah) menjadi gubernur Kufah. "Lalu al-Mughirah berkata, 'Aku mendengar Rasulullah Saw bersabda: "Sesungguhnya berdusta atas namaku tidaklah sama dengan berdusta atas nama seseorang, barangsiapa berdusta atas namaku secara sengaja maka berarti dia menempati tempat duduknya dari api neraka." (HR. Muslim, hadits no 5)
Hikmah Hadits :
1. Keutamaan sahabat Nabi Saw Al-Mughirah bin Syu'bah ra, dimana dahulu beliau termasuk sahabat yg sangat besar kecintaannya kepada Nabi Saw. Ditiwayatkan bahwa beliau adalah sahabat yg memukul tangan Urwah bin Mas'ud At-Tsaqafi, yang berusaha untuk memegang jenggot Nabi SAW, pada peristiwa perjanjian Hudaibiyah. Kemudian juga, ketika Al-Mughirah menjadi Gubernur di Kufah, beliau tetap tidak meninggalkan kewajibannya utk menyampaikan dan meriwayatkan hadits kepada masyarakat. Hal ini sekaligus menunjukkan pentingnya orang shaleh dan bertakwa menjabat di jabatan publik, seperti menjadi gubernur agar kemaslahatan umat dapat terjaga dan terpelihara dengan baik.
2. Besarnya dosa berdusta atas nama Nabi Saw, yaitu bahwa orang yg berdusta atas nama Nabi Saw berarti ia telah menyiapkan tempat duduknya di dalam dahsyatnya kobaran api neraka. Dan diantara bentuk berdusta atas nama Nabi Saw adalah dengan mengatakan sesuatu (ungkapan) yang bukan hadits, sebagai hadits. Atau meyakini ungkapan yang belum jelas sebagai hadits dari Nabi Saw. Krn ternyata banyak sekali ungkapan2 di masyarakat yg sebenarnya bukan hadits, seperti ungkapan berikut :
من عرف نفسه فقد عرف ربه
Siapa yg mengenal dirinya, maka berarti ia telah mengenal Tuhannya.
Ungkapan di atas sesungguhnya bukanlah hadits, melainkan ungkapan ulama saja, yaitu ungkapan Abu Sa'id AlKhurazy. Namun betapa banyaknya para asatidz di mimbar2 masjid mengatakan bahwa ungkapan tsb adalah hadits.
3. Maka oleh karenanya hendaknya kita harus berhati2 dalam menyampaikan satu ungkapan, agar jangan sampai kita mengatakan sesuatu yg bukan hadits sebagai hadits. Krn dosanya demikian besarnya yang akan menjadikan pelakunya masuk ke dalam kobaran api neraka.
Wallahu A'lam
By. Rikza Maulan, Lc, M.Ag
Label: Rehad