Rehad 063. Ketika Manusia Mengkufuri Ni'mat

Rehad (Renungan Hadits) 63
Ketika Manusia Mengkufuri Ni'mat

عن ابْن عَبَّاسٍ قَالَ مُطِرَ النَّاسُ عَلَى عَهْدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَصْبَحَ مِنْ النَّاسِ شَاكِرٌ وَمِنْهُمْ كَافِرٌ، قَالُوا هَذِهِ رَحْمَةُ اللَّهِ، وَقَالَ بَعْضُهُمْ لَقَدْ صَدَقَ نَوْءُ كَذَا وَكَذَا، قَالَ فَنَزَلَتْ هَذِهِ الْآيَةُ { فَلَا أُقْسِمُ بِمَوَاقِعِ النُّجُومِ حَتَّى بَلَغَ وَتَجْعَلُونَ رِزْقَكُمْ أَنَّكُمْ تُكَذِّبُونَ } (رواه مسلم)
Dari Ibnu Abbas ra berkata, "Suatu ketika manusia diberi hujan pada masa Nabi Saw, lalu beliau bersabda, "Dengan hujan ini, ada diantara manusia menjadi hamba yang bersyukur, dan ada pula yang menjadi kufur. Sebagian mereka berkata, 'Hujan ini adalah sebuah bukti rahmat dari Allah Swt.' Namun sebagian yang lain berkata, 'Bahwa (ramalan) bintang ini dan bintang ini sungguh telah benar (sebab terjadinya hujan)'." Ibnu Abbas berkata, "Kemudian turunlah ayat: '(Maka Aku bersumpah dengan tempat bagian-bagian bintang) ', sampai ayat: '(dan kamu mengganti rezki (yang Allah berikan) dengan mendustakan Allah) ' (Qs. Qs. Al Waaqi'ah: 75-82). (HR. Muslim, hadits no 107)

Hikmah Hadits ;
1. Hujan merupakan salah satu nikmat sekaligus sebagai tanda, diantara tanda2 kebesaran Allah Swt. Maka hendaknya setiap kita bersyukur ketika setiap tetes rintik hujan mulai turun membasahi bumi. Bahkan seuntai doa dianjurkan untuk dilantunkan ketika airnya telah turun menghiasi alam, dengan doa, 'Allahumma Shayyiban Naafi'a' (Ya Allah, jadikanlah hujan ini bermanfaat).
2. Namun ternyata terhadap nikmat dan anugerah dari Allah Swt tersebut, manusia terbagi menjadi dua golongan ; pertama golongan yang bersyukur, yaitu orang2 yang ketika datangnya nikmat dari Allah Swt, mereka mensyukurinya dan menisbatkannya kepada Allah Swt, dengan meyakini bahwa segala nikmat yang ada adalah anugrah Allah Swt. Sementara golongan yang kedua adalah golongan kufur, yaitu orang2 yang ketika datangnya nikmat dari Allah, mereka justru mengaitkannya dengan hal2 lain selain Allah Swt, seperti mengaitkannya dengan angka2 keberuntungan tertentu, hoki, atau ramalan2 bintang tertentu dan tidak mengaitkannya dengan Allah Swt. Mengaitkan nikmat dengan hal2 tersebut, ternyata merupakan perbuatan kekufuran dan kemusyrikan.
3. Maka sebagai hamba yang telah mematrikan iman di dalam hati, hendaknya setiap kita selalu mengaitkan segala nikmat dan anugrah yang didapatkan, hanya kepada Dzat Yang Telah Memberikan Nikmat, yaitu kepada Allah Swt. Bahwa semua nikmat yang didapat, terjadi atas izin dan kehendak-Nya. Sehingga dengan demikian, maka insya Allah semakin usia bertambah, semakin anugerah dan nikmat berlimpah, akan semakin mendekatkan diri kita kepada Allah Swt. Ya Allah, jadikanlah kami semua sebagai hamba2-Mu yang srnantiasa bersyukur atas segala nikmat dan karunia-Mu, dan hindarkanlah kami semua dari sifat dan perbuatan yang mengantarkan pada kekufuran dan kemusyrikan... Amiiin Ya Rabbal Alamiin.

Wallahu A'lam
By. Rikza Maulan, Lc, M.Ag

0 Comments:

Post a Comment