Rehad 102. Ketika Rizki Diterima Dengan Keikhlasan Hati

Rehad (Renungan Hadits) 102
Ketika Rizki Diterima Dengan Keikhlasan Hati

عَنْ حَكِيمِ بْنِ حِزَامٍ قَالَ سَأَلْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَعْطَانِي، ثُمَّ سَأَلْتُهُ فَأَعْطَانِي، ثُمَّ سَأَلْتُهُ فَأَعْطَانِي، ثُمَّ قَالَ إِنَّ هَذَا الْمَالَ خَضِرَةٌ حُلْوَةٌ ،فَمَنْ أَخَذَهُ بِطِيبِ نَفْسٍ بُورِكَ لَهُ فِيهِ ،وَمَنْ أَخَذَهُ بِإِشْرَافِ نَفْسٍ لَمْ يُبَارَكْ لَهُ فِيه،ِ وَكَانَ كَالَّذِي يَأْكُلُ وَلَا يَشْبَعُ، وَالْيَدُ الْعُلْيَا خَيْرٌ مِنْ الْيَدِ السُّفْلَى (رواه مسلم)
Dari Hakim bin Hizam ra berkata, aku meminta sedekah kepada Nabi Saw, maka beliau pun memberikannya padaku, kemudian aku meminta lagi, maka diberikannya lagi, kemudian aku meminta lagi, maka beliau pun memberikannya lagi. Sesudah itu, beliau bersabda: "Sesungguhnya harta itu hijau dan manis. Maka siapa yang menerimanya dengan hati yang baik, niscaya ia akan mendapatkan keberkahannya. Namun, barang siapa yang menerimanya dengan nafsu serakah, maka dia tidak akan mendapat keberkahannya. Dia akan seperti orang yang makan, namun tidak pernah merasa kenyang. Dan tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah." (HR. Muslim, hadits no. 1379)

Hikmah Hadits ;
1. Kedermawanan Nabi Saw, yang selalu memberikan apapun yang beliau miliki terhadap orang yang memintanya, kendatipun orang tersebut meminta berulang-ulang kepada beliau, beliau tetap memberinya. Dan cara Nabi Saw yang bijak dalam memberikan nasehat kepada para sahabatnya, sehingga tidak menyinggung perasaan orang yang diberi nasehat. Hal ini sebagaimana nasehat beliau kepada Hakim bin Hizam yang berulang2 meminta sedekah kepada beliau, dan beliau menasehatinya secara bijak dan baik, agar jangan selalu meminta-meminta dan berusaha menjadi yang memberi.
2. Bahwa harta yang menjadi hak dan milik kita, akan diberikan keberkahannya oleh Allah Swt bilamana kita menerimanya dengan hati yang baik, ikhlas dan penuh dengan keridhaan. Karena dengan demikian berarti kita mensyukuri nikmat yang Allah anugerahkan kepada kita. Sebaliknya, jika rizki yang kita terima justru diiringi dengan rasa tiada puas, selalu merasa kurang dan diselimuti nafsu keserakahan, maka Allah Swt akan mencabut keberkahan rizki tersebut, karena berarti kita tidak mensyukuri nikmat yang Allah berikan kepada kita. Dia diibaratkan seperti orang yang memakan makanan, namun tiada pernah merasa kenyang; selalu ingin makan dan makan lagi, na'udzubillahi min dzalik.
3. Pujian terhadap orang yang selalu berusaha memberi (tangan diatas) dan selalu menolong serta membantu orang lain. Dan himbauan agar jangan menjadi orang yang selalu meminta dan berharap pemberian dari orang lain, meskipun sekedar meminta pemberian oleh-oleh atau pemberian lainnya. Karena memberi adalah implementasi syukur, dan meminta adalah seolah kita kurang bersyukur.

Wallahu A'lam
By. Rikza Maulan, Lc, M.Ag

0 Comments:

Post a Comment