Rehad (Renungan Hadits) 105
Ketika Kehidupan dan Harta Benda Membuat Hati Orang Tua Menjadi Muda

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ يَبْلُغُ بِهِ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ قَلْبُ الشَّيْخِ شَابٌّ عَلَى حُبِّ اثْنَتَيْنِ حُبِّ الْعَيْشِ وَالْمَالِ (رواه مسلم)
Dari Abu Hurairah ra meriwayatkan dari Nabi Saw, bahwa beliau bersabda: "Hati orang yang sudah tua, akan tetap menjadi muda dalam dua perkara, yaitu; dalam hal mencintai kehidupan dan mencintai harta benda." (HR. Muslim, hadits no. 1734)

Hikmah Hadits ;
1. Kecenderungan dan fitrah manusia, yang selalu mencintai dan berselera pada dua hal kendatipun raganya telah pudar dimakan usia. Kedua hal tersebut adalah cinta pada kehidupan dan cinta pada harta benda. Bahkan Nabi Saw dalam hadits di atas membahasakannya dengan istilah 'hati orang yang sudah tua akan tetap menjadi muda' dalam cinta pada kehidupan dan cinta harta benda. Hal ini menunjukkan betapa daya tarik dan daya pikat kehidupan dunia dan harta benda yang demikian besarnya. Dia tiada akan pernah pudar, kendatipun usia telah renta. Tiada akan pernah sirna, kendatipun kekuatan tubuh telah mulai usang. Hati oranf yang audah tua pun akan tetap selalu membara pada kedua hal di atas, sebagaimana membaranya hati para pemuda.
2. Bahwa cinta pada kehidupan atau hubbul 'aisy ( حب العيش ), maknanya adalah mencintai segala yang memberikan manfaat dan kenyamanan serta kesenangan pada kehidupan dunia. Mencakup segala bentuk ma'isyah yaitu penghasilan yang menjanjikan, tempat tinggal yang mewah dan nyaman, pekerjaan yang mapan, kedudukan yang pendamping hidup yang cantik nan menawan dan segala fasilitas dan kesenangan kehidupanan lainnya. Sedangkan cinta pada harta ( حب المال ) adalah segala cinta dan ambisi terhadap segala bentuk harta yang disukai, seperti simpanan uang dan tabungan, emas dan perhiasan, segala bentuk aset kekayaan, dsb. Terhadap kedua hal ini, tiada seorang pun yang pudar keinginan dan ambisinya. Bahkan kecenderungannya semakin bertambah usia, seringkali akan semakin ingin memiliki lebih banyak kemewahan dunia dan harta benda.
3. Namun makna terpenting yang tersirat dari hadits Nabi Saw di atas adalah sebuah pesan yang sangat berharga, yaitu agar setiap kita senantiasa berhati2 sebisa mungkin terhadap kemapanan kehidupan dan harta benda. Karena kedua hal inilah yang sering menjerumuskan dan merusak kemuliaan manusia, bahkan ketap kali menjerembabkan manusia pada lembah kehinaan. Na'udzubillahi min dzalik.

Wallahu A'lam
By. Rikza Maulan, Lc, M.Ag

0 Comments:

Post a Comment