Rehad 219. Ketika Cinta Berbuah Cinta

Rehad (Renungan Hadits) 219
Ketika Cinta Berbuah Cinta

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ رَجُلًا زَارَ أَخًا لَهُ فِي قَرْيَةٍ أُخْرَى، فَأَرْصَدَ اللَّهُ لَهُ عَلَى مَدْرَجَتِهِ مَلَكًا، فَلَمَّا أَتَى عَلَيْهِ قَالَ أَيْنَ تُرِيد؟ُ قَالَ أُرِيدُ أَخًا لِي فِي هَذِهِ الْقَرْيَةِ، قَالَ هَلْ لَكَ عَلَيْهِ مِنْ نِعْمَةٍ تَرُبُّهَا؟ قَالَ لَا غَيْرَ أَنِّي أَحْبَبْتُهُ فِي اللَّهِ عَزَّ وَجَل،َّ قَالَ فَإِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكَ بِأَنَّ اللَّهَ قَدْ أَحَبَّكَ كَمَا أَحْبَبْتَهُ فِيهِ (رواه مسلم)
Dari Abu Hurairah ra, bahwa Nabi Saw bersabda, "Pada suatu ketika ada seorang pemuda yang mengunjungi saudaranya (sesama muslim) di desa lain. Kemudian Allah pun mengutus malaikat untuk menemui orang tersebut. Ketika orang itu ditengah perjalanannya ke desa yang dituju, maka malaikat tersebut bertanya; 'Hendak pergi ke manakah engkau? ' Pemuda tsb menjawab, 'Aku akan mengunjungi saudaraku sesama muslim yang berada di desa lain.' Malaikat kemudian bertanya kepadanya; 'Apakah kamu mempunyai satu motivasi duniawi yang menguntungkanmu dengannya? ' Pemuda tersebut menjawab; 'Tidak, kecuali hanya karena aku mencintainya karena Allah Azza wa Jalla.' Akhirnya malaikat itu berkata; 'Sesungguhnya aku ini adalah malaikat utusan yang diutus untuk memberitahukan kepadamu bahwasanya Allah akan senantiasa mencintaimu sebagaimana kamu mencintai saudaramu karena Allah.' (HR. Muslim, hadits no 4656)

Hikmah Hadits ;
1. Cinta adalah anugrah Allah Swt sekaligus merupakan fitrah yang Allah patrikan dalam hati setiap hamba-Nya. Karenanya,
setiap insan ditakdirkan untuk mencinta dan senang untuk dicinta. Dan "hati" adalah ibarat sebuah taman yang indah, yang diciptakan Allah Swt sebagai tempat untuk bersemayamnya berbagai bentuk cinta; mulai dari semenjak munculnya benih-benih cinta, tumbuh dan berkembangnya cinta, berseminya cinta, hingga berbunga dan berbuahnya cinta yang melahirkan berjuta rasa indah dan penuh pesona.
2. Bahwa motivasi yang mendasari cinta dalam hati seseorang sangatlah beragam; ada orang yang mencinta karena semata adanya pertalian hubungan darah dan kekerabatan. Ada juga yang mencinta karena pesona tampilan fisiknya, atau karena karisma rangkaian kata dalam kalimatnya, atau karena gemerlap harta yang dimilikinya, atau juga karena tingginya jabatan, kedudukan dan kekuasaannya, dan masih banyak lagi motivasi yg mendasari seseorang untuk mencinta orang lain. Namun di balik itu semua, ada juga orang yang mencinta karena motivasi mulia yang menembus segala dimensi dunia; bukan mencinta karena tampilan fisiknya, atau karena jabatan dan kedudukannya, atau karena harta benda yang dimilikinya, namun ia mencinta karena berharap mendapatkan "Cinta" dari Dzat Yang Maha Memberi Cinta, yaitu Allah Swt. Cinta seperti inilah yang merupakan cinta hakiki nan abadi; yang tak akan usang dan lekang di telan zaman, bahkan menjadi cinta yang langgeng, yang akan membahagiakannya dalam menjalani kehidupan di dunia nan fana, dan akhirat yang kekal abadi selama-lamanya.
3. Itulah nilai yang ingin ditanamkan Nabi Saw dalam kisah pada hadits di atas yang disabdakan beliau. Dimana ada seorang pemuda yang bersilaturrahim mengunjungi saudaranya sesama muslim di tempat lain yg cukup jauh jaraknya. Dan satu-satunya motivasi yang mendasarinya adalah karena ia mencintai saudaranya sesama muslim tersebut, semata-mata karena Allah Swt. Ia mencintainya bukan karena adanya hubungan kekerabatan, bukan juga karena berharap harta, atau karena ingin menikahi adik perempuannya, atau karena motivasi duniawi lainnya. Subhanallah... betapa mulianya motivasi yang mendasari cintanya. Dan ternyata, kemurnian cintanya tersebut berbuah manis dan langsung dibalas Allah Swt, yaitu Allah Swt memberikan cinta-Nya kepadanya, sebagaimana ia mencintai saudaranya tersebut hanya karena-Nya...
Ya Allah sesungguhnya kami memohon cinta-Mu, cinta orang-orang yang memcintai-Mu, dan  segala amalan yang dapat mendekatkan diri kami pada cinta-Mu... Amiiin Ya Rabbal Alamiiin.

Wallahu A'lam bis Shawab
By. Rikza Maulan, Lc, M.Ag

0 Comments:

Post a Comment