Rehad (Renungan Hadits) 223
Ketika Pahala Amal Shaleh Menjadi Sirna Karena Sikap Aniaya

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَتَدْرُونَ مَا الْمُفْلِسُ قَالُوا الْمُفْلِسُ فِينَا مَنْ لَا دِرْهَمَ لَهُ وَلَا مَتَاعَ فَقَالَ إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلَاةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَأَكَلَ مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ (رواه مسلم)
Dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah Saw pernah bertanya, "Tahukah kalian, siapakah orang yang bangkrut itu?" Para sahabat menjawab; 'Orang yang bangkrut diantara kami adalah orang yang tidak memiliki uang dan tidak memiliki harta kekayaan.' Rasulullah Saw bersabda: 'Sesungguhnya umatku yang bangkrut adalah orang yang pada hari kiamat datang dengan membawa (pahala) shalat, puasa, dan zakat. Akan tetapi ia juga datang dengan membawa (dosa) suka mencela, menuduh, makan harta orang lain, menumpahkan darah orang dan memukul orang lain. Maka, pahala orang tersebut diambil untuk diberikan kepada setiap orang dari mereka, hingga pahalanya habis. Dan ketika (pahalanya habis) sementara tuntutan mereka banyak yang belum terpenuhi, maka sebagian dosa dari setiap orang dari mereka diambil, lalu dibebankan kepada orang tersebut. Sehingga akhirnya ia pun dilemparkan ke dalam api neraka.' (HR. Muslim, hadits no 4678)

Hikmah Hadits ;
1. Bahwa kelak di akhiat sana, akan ada orang-orang yang datang menghadap Allah Swt dengan membawa berbagai pahala amal shaleh yang sangat luar besar, karena memang amal ibadahnya sangat tekun dan tentu pahalanya juga akan sangat banyak. Digambarkan bahwa ia membawa pahala ibadah shalat, puasa, zakat bahkan juga (dalam riwayat lain disebutkan) ia membawa pahala amalan ibadah haji. Namun pada saat bersamaan, ternyata ia juga membawa dosa-dosa perbuatan aniaya, yaitu sbb ; (1) Syatama hadza, yaitu suka mencela orang lain. (2) Qadzafa hadza, yaitu suka menuduh orang lain. (3) Akala maala hadza, yaitu suka mengambil atau memakan harta orang lain. (4) Safaka dama hadza, yaitu suka mencedrai atau melukai bahkan bisa jadi membunuh orang lain. Dan (5)  Dharaba hadza, yaitu suka memukul atau memdzalimi orang lain.
2. Maka orang seperti ini, kelak semua pahala amal shaleh yang dibawanya, akan diambil oleh Allah Swt dan akan digunakan oleh Allah Swt untuk "dibayarkan atau diberikan" kepada orang-orang yang pernah didzaliminya selama hidup di dunia, yaitu sebagaimana digambarkan di atas; mencela, menuduh, melukai, mengambil harta, atau memukul orang lain. Al-Hasil, semua pahala shalatnya, puasanya, zakatnya bahkan pahala hajinya menjadi habis dan sirna untuk membayar semua sikap kedzalimannya, baik kedzaliman secara lisan maupun kedzaliman secara perbuatan. Bahkan, yang lebih mengerikan lagi adalah, kendatipun semua pahalanya telah habis dan tidak bersisa sedikitpun (untuk membayar kedzalimannya), namun ternyata orang2 yang didzaliminya masih sangat banyak dan oleh karenanya tdk mencukupi untuk membayarnya, maka yg terjadi adalah dosa2 mereka yg didzaliminya diambil oleh Allah lalu ditimpakan ke pundak orang ini. Hingga akhirnya jadilah ia di akhirat sebagai orang yang berlumur dosa.
3. Maka, alih-alih ia mendapatkan ridha Allah Swt dengan membawa pahala yg besar, namun yang ada justru seluruh pahalanya menjadi musnah dan sirna, berganti dengan dosa-dosa yang dipikulkan kepadanya, lantara kedzaliman dan aniaya yang dia lakukan kepada orang lain semasa hidup di dunia. Sehingga akhirnya, ia pun dilemparkan oleh Allah Swt ke dalam kobaran api neraka yang menyala-nyala, sebagai akibat kedzaliman yang telah dilakukannya. Oleh karena itulah, orang seperti ini disebut Nabi Saw sebagai orang yang bangkrut. Karena ia "tekor", tidak punya pahala, dan berlumir dosa hingga tempat kembalinya adalah neraka. Na'udzubillah min dzalik.

Wallahu A'lam
By. Rikza Maulan, Lc, M.Ag

0 Comments:

Post a Comment