Rehad 225. Dan Sesama Muslim Adalah Ibarat Satu Tubuh

Rehad (Renungan Hadits) 225
Dan Sesama Muslim Adalah Ibarat Satu Tubuh

عَنْ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيرٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى (رواه مسلم)
Dari An Nu'man bin Bisyir dia berkata, bahwa Rasulullah Saw bersabda, 'Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal saling mencintai, mengasihi, dan menyayangi diantara mereka adapah ibarat satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga (tidak bisa tidur) dan panas (turut merasakan sakitnya) '" (HR. Muslim, hadits no 4685)

Hikmah Hadits ;
1. Bahwa sesama muslim adalah bersaudara, yang terikat persaudaraannya karena adanya ikatan keimanan yang kuat kepada Allah Swt. Maka oleh karenanya, sesama muslim menjadi haram; darahnya, hartanya dan kehormatannya. Haram darahnya maksudnya sesama muslim diharamkan saling menumpahkan darah. Haram hartanya maksudnya sesama muslim diharamkan saling mengambil hak dan harta saudaranya. Dan haram kehormatannya maksudnha  sesama muslim diharamkan mencederai kehormatannya, seperti menuduh, menfitnah, dsb.
2. Maka oleh karena itulah, Nabi Saw mengibaratkam bahwa sesama muslim adalah ibarat satu tubuh, yang apabila ada salah satu anggota tubuh yg sakit, maka seluruh anggota tubuh lainnya juga akan merasakan rasa sakit yang sama. Dan diibaratkan seperti ketika tidak bisa tidur, atau juga ketika sedang demam. Bukan hanya mata yg merasakan sengsara krn tdk bisa tidur, namun juga seluruh anggota tubuh lainnya menjadi sengasara karenanya. Dan seharusnya seperti itulah persaudaraan antara sesama muslim; ibarat satu tubuh yang saling merasakan, senasib sepenanggungan.
3. Hadits di atas juga mengandung makna pentingnya saling menanggung dan memikul beban dalam kehidupan bermasyarakat bagi sesama umat Islam. Idealnya bahkan setiap masjid memiliki fungsi sosial, dengan menginisasi pengumpulan dana infak shadaqah secara swadaya yang salah satu kegunaannya dikhususkan untuk menyantuni anggota masyarakat yang mendapatkan musibah, baik sakit atau bahkan kematian, dan dikelola secara amanah dan profesional serta sesuai dengan syariah. Sehingga mereka yang kurang beruntung hidupnya, akan terbantu dengan model 'ta'awun' (saling tolong menolong) seperti ini. Khususnya ketika mereka sedang tertimpa musibah.
4. Jika sistem taawun berbasis masjid dalam kehidupan sosial umat Islam dapat terbangun dengan baik, maka akan terjalin keharmonian dan keselarasan dalam kehidupan. Sehingga implementasi bahwa umat Islam seperti satu tubuh, dapat terealisasikan sebahagiannya dengan sistem tersebut. Maka sudah saatnya, masjid-masjid memperluas cakupan programnya hingga merambah pada sisi pembuatan sistem sosial kemasyarakatan dalam bentuk ta'awun berbasis masjid. Dan insya Allah program seperti ini pun masuk dalam kategori memakmurkan masjid.

Wallahu A'lam
By. Rikza Maulan, Lc, M.Ag

0 Comments:

Post a Comment